Padang Aro – Dijadikan sebagai ikon publikasi MTQ Nasional XL Tingkat Sumbar 2023, maskot “MTQ “LABAI” memiliki filosofi tersendiri.

Bentuk Maskot Rancangan bentuk maskot diambil dari salah satu arsitektur ikonik yang ada di Solok Selatan yaitu Menara Songket di Koto Baru Kecamatan Sungai Pagu dengan mengambil beberapa bagian dari menara songket seperti atap yang dibuat simplifikasi dan dianalogikan sebagai Kopiah pada karakter, lalu dari segi warna mengadaptasi dari logo MTQ Nasional Tingkat Sumbar ke-40.

Nama maskot “Labai” dalam Minangkabau berarti orang yang tau seluk beluk agama. Labai adalah salah seorang perangkat keagamaan yang dinobatkan Syekh Burhanuddin dahulunya sebagai pelaksana ajaran Agama Islam. Ini salah satu strategi perjuangannya dalam melaksanakan ilmu agama ditengah kemenakan pada saat itu maupun sekarang. 

Labai adalah suluh bendang dalam nagari, gelar Labai ini hanya ada di Minangkabau dan sangat erat dengan adat yang ada di daerah itu. Secara struktural di masyarakat korong, kampuang dan nagari gelar Labai di berikan kepada seseorang untuk mengurus masalah-masalah keagamaan di daerah itu yang bermukim disurau.

Sekarang Labai fungsinya sudah digerus oleh perkembangan globaliasi dan kecanggihan teknologi. Labai yang masih menjunjung tinggi nilai-nilai lama sudah mulai tertinggalkan oleh anak kemenakan yang pulang dari pendidikan agama nan jauh disana.

Maka dari itu usulan nama maskot MTQ ke-40 Kabupaten Solok Selatan 2023 diberi nama “Si Labai” untuk menumbuhkan semangat pemuda pemudi dalam belajar ilmu keagamaan. (Jefly)

Leave a comment